Jumat, 21 Oktober 2016

PENTINGNYA ETIKA DALAM AKTIVITAS BISNIS

PENTINGNYA ETIKA DALAM AKTIVITAS BISNIS
MATA KULIAH : ETIKA BISNIS ISLAM
DOSEN PEMBIMBING : ANAS MALIK, S.E.I, M.E., Sy
DISUSUN OLEH :
SHERILLIA ARNI YORISTA 1421030256

iain

JURUSAN MUAMALAH/F
SEMESTER V
FAKULTAS SYARIAH
IAIN RADEN INTAN LAMPUNG
TAHUN 2016
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur saya panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat-Nya saya dapat  menyelesaikan tugas mata kuliah Etika Bisnis Islam yang berjudul “Pentingnya Etika Dalam Aktivitas Bisnis“.
Dalam penyelesaian makalah ini saya banyak mendapatkan bantuan dan bimbingan dari beberapa pihak, untuk itu melalui kata pengantar ini saya mengharapkan kritik  dan saran demi kesempurnaan makalah ini. Dan tidak lupa saya mengucapkan terima kasih kepada Dosen mata kuliah Etika Bisnis Islam.
Semoga makalah ini bermanfaat khususnya bagi penulis dan semua pembaca pada umumnya.
Bandarlampung, Oktober 2016
                        Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................ii
DAFTAR ISI............................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1
A. Latar Belakang.....................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah................................................................................................................2
C. Tujuan Penulisan..................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................3
A. Peran Etika Dalam Aktivitas Bisnis .....................................................................................3
B. Pentingnya Etika Aktivitas Dalam Bisnis.............................................................................5
BAB III PENUTUP.................................................................................................................11
A. Kesimpulan.........................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................12


BAB I
PENDAHULUAN

  1. Latar Belakang
       Seiring dengan munculnya masalah pelanggaran etika dalam bisnis menyebabkan dunia perdagangan menuntut etika dalam berbisnis segera dibenahi agar tatanan ekonomi dunia semakin membaik. Sebuah bisnis yang baik harus memiliki etika dan tanggung jawab sosial sesuai dengan fungsinya baik secara mikro maupun makro. Dalam bisnis tidak jarang berlaku konsep tujuan menghalalkan segala cara, bahkan tindakan yang identik dengan kriminalpun ditempuh demi pencapaian suatu tujuan. Terjadinya perbuatan tercela dalam dunia bisnis tampaknya tidak menampakkan kecendrungan tetapi sebaliknya, semakin hari semakin meningkat.
            Sebagai bagian dalam masyarakat, tentu bisnis tunduk pada norma-norma yang ada pada masyarakat. Tata hubungan bisnis dan masyarakat yang tidak dapat dipisahkan tersebut membawa serta etika-etika tertentu dalam kegiatan bisnis, baik etika itu antara sesama pelaku bisnis maupun etika bisnis terhadap masyarakat dalam hubungan langsung maupun tidak langsung. Dengan memetakan pola hubungan dalam bisnis seperti itu dapat dilihat bahwa prinsip-prinsip etika bisnis terwujud dalam sutu pola hubungan yang bersifat interaktif. Hubungan ini tidak hanya berlaku dalam satu negara, tetapi meliputi berbagai Negara yang terintegrasi dalam hubungan perdagangan dunia yang nuansanya kini telah berubah. Perubahan nuansa perkembangan dunia ini menuntut segera dibenahinya etika bisnis. Pasalnya, kondisi hukum yang melingkupi dunia usaha sangat jauh  tertinggal dari pertumbuhan dan perkembangan dibidang ekonomi. Banyak perusahaan meyakini prinsip bisnis yang baik adalah bisnis yang beretika, yakni bisnis dengan kinerja unggul dan berkesinambungan yang dijalankan dengan mentaati kaidah-kaidah etika sejalan dengan hukum dan peraturan yang berlaku.Etika Bisnis dapat menjadi standar dan pedoman bagi seluruh karyawan termasuk manajemen dan menjadikannya sebagai pedoman untuk melaksanakan pekerjaan sehari-hari dengan dilandasi moral yang luhur, jujur, transparan dan sikap yang profesional. Namun kenyataan yang terjadi, para pelaku bisnis banyak yang hanya mencari keuntungan tanpa memperhatikan etika bisnis yang seharusnya. Banyak bisnis yang mengabaikan norma-norma yang seharusnya.
Rumusan Masalah
  1. Bagaiamana peran etika dalam aktivitas bisnis?
  2. Apa pentingnya etika dalam aktivitas bisnis?
Tujuan Pembuatan Makalah
  1. Untuk mengetahui pentingnya etika dalam aktivitas bisnis.

BAB II
PEMBAHASAN
 A.       PERAN ETIKA DALAM AKTIVITAS BISNIS
          Secara umum, etika adalah ilmu normatif penuntun hidup manusia, yang memberi perintah apa yang seharusnya kita kerjakan. Maka etika mengarahkan manusia menuju aktualisasi kapasitas terbaiknya. Dengan menerapkan etika dan kejujuran dalam berusaha dapat menciptakan baik aset langsung maupun tidak langsung yang akhirnya meningkatkan nilai entitas bisnis itu sendiri. Banyak kasus diberbagai negara yang membuktikan hal tersebut. Apalagi dengan tingkat persaingan yang semakin tinggi, kepuasan konsumenlah yang menjadi faktor utama agar perusahaan sustainable dan dapat dipercaya dalam jangka panjang. Konsumen cenderung semakin kritis dengan memperhatikan perilaku perusahaan yang memproduksi barang-barang yang akan mereka konsumsi.
               Pada dasarnya praktik etika bisnis akan selalu menguntungkan perusahaan baik untuk jangka menengah maupun jangka panjang. Misalnya dapat mengurangi biaya akibat dicegahnya kemungkinan terjadinya friksi baik internal perusahaan maupun dengan eksternal. Perusahaan yang menerapkan etika, dapat meningkatkan motivasi kru dalam bekerja, bahwa bekerja selain dituntut menghasilkan yang terbaik, juga diperoleh dengan cara yang baik pula. Penerapan etika juga melindungi prinsip kebebasan berusaha serta meningkatkan keunggulan bersaing. Selain itu, penerapan etika bisnis juga mencegah agar perusahaan tidak terkena sanksi-sanksi pemerintah karena berperilaku tidak beretika yang dapat digolongkan sebagai pebuatan melawan hukum.
           Dengan demikian, menjadi jelas bahwa tanpa suatu etika yang menjadi acuan, para pebisnis akan lepas tidak terkendali, mengupayakan segala cara, mengorbankan apa saja untuk mencapai tujuannya. Pada umumnya filosofi yang mendomonasi para pebisnis adalah bagaimana cara memaksimalkan keuntungan. Pebisnis seperti ini, sepeti yang dikatakan oleh Charles Diskens: “Semua perhatian, dorongan, harapan, pandangan, dan rekanan mereka meleleh dalam dolar. Manusia dinilai dari dolarnya”. Theodore Levitt mengatakn bahwa para pembisnis ada hanya untuk satu tujuan, yaitu untuk menciptakan dan mengalirkan nilai kepuasan dari suatu keuntungan hanya pada dirinya dan nilai budaya, nilai spiritual dan moral tidak menjadi pertimbangan dalam pekerjaannya. Akibatnya sungguh mengerikan. Mereka dapat menyebabkan perang antar bangsa, antar lembaga, dan antar perusahaan. Mereka menganggap dan membuat bisnis seolah medan perang. Dalam perekonomian yang berjalan berdasarkan prinsip pasar dimana “bisnis adalah bisnis”, kebebasan berusaha adalah yang utama. Namun kebebasan untuk mengejar tujuan bisnis juga mengandung kewajiban untuk memastikan bahwa kebebasan itu diperoleh secara bertanggung jawab.
           Perumusan dan penetapan etika bisnis merupakan salah satu dari sekian banyak upaya pemersatu (internal intergration) yang diusahakan oleh pemimpin perusahaan untuk meningkatkan daya tahan bisnisnya. Itu  dilakukan dengan mengindahkan prinsip-prinsip pengelolaan usaha yang baik (good corporate gorvemance) sekaligus memenuhi kewajibannya sebagai warga masyarakat yang bertanggung jawab (corporate sosial responsibility).[1]
        Etika bisnis juga berhubungan dengan nilai merek (brand value). Perilaku bisnis yang beretika berkontribusi pada pembangunan citra dari nilai merek sebuah produk. Salah satu caranya dengan memberikan pelatihan mengenai etika pada kru. Hasilnya sungguh luar biasa. Misalnya, menurunnya biaya, menurunnya pelputasi, anggaran dan perusakan pada merek atau reputasi, dan pada akhirnya menurunnya hukuman akibat melanggar aturan yang telah ditentukan. Sehingga diperlukan kemampuan untuk menghasilkan ‘brand value’ dan reputasi dengan standar integrasi bisnis dan tanggung jawab sosial yang tinggi. CSR tidak hanya sebuah pilihan, CSR merupakan prasarat integral dan mutlak untuk kesuksesan bisnis dalam jangka panjang. Meningkatnya CSR bararti meningkatnya manajemen kualitas.[2]
B. Pentingnya Etika Aktivitas Dalam Bisnis
         Tujuan utama bisnis adalah mengejar keuntungan. Keuntungan adalah hal yang pokok bagi kelangsungan bisnis, walaupun bukan merupakan tujuan satu-satunya, sebagaimana dianut pandangan bisnis yang ideal. Dari sudut pandang etika, keuntungan bukanlah hal yang buruk. Bahkan secara moral keuntungan merupakan hal yang baik dan diterima. Maka dari itu etika sangat diperlukan dan sangat penting dalam aktivitas dalam bisnis.
Etika bisnis sangat penting karena beberapa hal, yaitu:
  1. Bersifat universal
  2. Menentukan
  3. Keberlangsungan peradaban manusia
  4. Selalu relevan sepanjang masa
  5. Sangat berperan bagi kemajuan suatu bangsa
  6. Mempertanyakan kewajiban manusia sebagai “manusia”
  7. Etika Bisnis menentukan kemakmuran ekonomi rakyat.
Etika dalam aktivitas bisnis sangat penting untuk:
  1. Membentuk suatu perusahaan yang kokoh dan memiliki daya saing yang tinggi serta mempunyai kemampuan menciptakan nilai (value-creation) yang tinggi, diperlukan suatu landasan yang kokoh. Biasanya dimulai dari perencanaan strategis , organisasi yang baik, sistem prosedur yang transparan didukung oleh budaya perusahaan yang andal serta etika perusahaan yang dilaksanakan secara konsisten dan konsekuen.
  2. Mempertahankan loyalitas stakeholder dalam membuat keputusan-keputusan perusahaan dan dalam memecahkan persoalan perusahaan. Hal ini disebabkan semua keputusan perusahaan sangat mempengaruhi dan dipengaruhi oleh stakeholder. Stakeholder adalah semua individu atau kelompok yang berkepentingan dan berpengaruh pada keputusan-keputusan perusahaan.
Penerapan etika bisnis dapat dilakukan pada tiga tingkatan, yaitu :
  1. Pada tingkatan individual pegawai
  2. Organisasi
  3. Masyarakat
         Pada tiga level bidang penerapan etika tersebut terkadang tidak sejalan, artinya terjadi konflik antara ketiganya. Karena ada saja perilaku yang bagus bagi pegawai perusahaan, tetapi belum tentu baik bagi perusahaan atau sebaliknya. Begitu juga baik bagi perusahaan, tetapi tidak bagi masyarakat. Etika bisnis punya peranan vital dalam mengharmonisasi dan merekonsiliasi komponen yang bersebrangan tersebut sehingga dapat mewujudkan agadium yang mengatakan “Good is Gold”.[3]
Pada dasarnya praktek etika bisnis akan selalu menguntungkan perusahaan baik untuk jangka panjang maupun jangka menengah karena :
  1. Mampu mengurangi biaya akibat dicegahnya kemungkinan terjadinya friksi, baik intern perusahaan maupun dengan eksternal.
  2. Mampu meningkatkan motivasi pekerja.
  3. Melindungi prinsip kebebasan berniaga.
  4. Mampu meningkatkan keunggulan bersaing.
             Tidak bisa dipungkiri, tindakan yang tidak etis yang dilakukan oleh perusahaan akan memancing tindakan balasan dari konsumen dan masyarakat dan akan sangat kontra produktif, misalnya melalui gerakan pemboikotan, larangan beredar, larangan beroperasi dan lain sebagainya. Hal ini akan dapat menurunkan nilai penjualan maupun nilai perusahaan.
              Sedangkan perusahaan yang menjunjung tinggi nilai-nilai etika bisnis, pada umumnya termasuk perusahaan yang memiliki peringkat kepuasan bekerja yang tinggi pula, terutama apabila perusahaan tidak mentolerir tindakan yang tidak etis, misalnya diskriminasi dalam sistem remunerasi atau jenjang karier. Perlu dipahami, karyawan yang berkualitas adalah aset yang paling berharga bagi perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan harus semaksimal mungkin harus mempertahankan karyawannya.
              Untuk memudahkan penerapan etika perusahaan dalam kegiatan sehari-hari maka nilai-nilai yang terkandung dalam etika bisnis harus dituangkan kedalam manajemen korporasi yakni dengan cara :
  1. Menuangkan etika bisnis dalam suatu kode etik (code of conduct).
  2. Memperkuat sistem pengawasan.
  3. Menyelenggarakan pelatihan (training) untuk karyawan secara terus menerus.
Perusahaan harus menerapkan kode etik dalam keseharian roda perjalananya karena beberapa alasan, yaitu:
  1. Perusahaan yang punya standar etika dapat menciptakan suasana psikologis lingkungan kerja yang sehat, dan perusahaan yang tidak demikian akan mengalami hal yang sebaliknya.
  2. Kepercayaan dalam sebuah perusahaan adalah hal yang sangat fundamental guna mencapai efisiensi transaksi dalam bisnis. Dan upaya mempertahankan perilaku etis yang konsisten sangat diperlukan guna mempertahankan kepercayaan komsumen tersebut. Perusahaan yang etis dapat mengembangkan hubungan saling percaya antara perusahaan dan pelanggan yang stabil dan menguntungkan.
  3. Melakukan tindakan yang benar atau salah di tempat kerja akan berefek pada produk – produk dan pelayanan yang dihasilkan serta menjamin hubungan baik dengan para pelanggan.
  4. Etika bisnis semata – mata persoalan menerapkan dasar apa yang baik atau buruk, salah atau benar, wajar atau tidak wajar, layak atau tidak layak, dan sebagainya sehingga perusahaan dapat menghasilkan produk atau jasa yang baik dan berharga.
  5. Etika bisnis adalah persoalan menghadapi posisi dilematis yang kerap dihadapi dalam aktifitas rutin bisnis yang tidak jelas dasar hukumnya, apakah itu benar atau salah. Bila posisi demikian ditetapkan aturan mainnya, maka para administrator dan pegawai sebuah perusahaan dapat menerapkan kaidah tersebut sehingga perusahaan dapat terhindar dari persoalan yang dapat berakibat negatif aktifitas bisnisnya.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa standar etika yang baik adalah bisnis yang baik.
Untuk memudahkan penerapan etika perusahaan dalam kegiatan sehari-hari maka nilai-nilai yang terkandung dalam etika bisnis harus dituangkan kedalam manajemen korporasi yakni dengan cara :
  1. Menuangkan etika bisnis dalam suatu kode etik (code of conduct)
  2. Memperkuat sistem pengawasan
  3. Menyelenggarakan pelatihan (training) untuk karyawan secara terus menerus.
Selama etika bisnis adalah etika bisnis sebagai seperangkat nilai tentang baik, buruk, benar dan salah dalam dunia bisnis berdasarkan pada prinsip – prinsip moralitas, ada beberapa hal yang dapat dikemukakan sebagai tujuan umum dari studi etika bisnis sebagai berikut :
  1. Menanamkan kesadaran adanya dimensi etis dalam bisnis.
  2. Memperkenalkan argumentasi – argumentasi moral di bidang ekonomi dan bisnis serta penyusunannya.
  3. Membantu untuk menentukan sikap moral yang tepat dalam menjalankan profesi.
         Dengan demikian, maka ketiga tujuan tersebut dari studi etika bisnis diharapkan dapat membekali para pelanggan parameter yang berkenaan dengan hak, kewajiban, dan keadilan sehingga dapat bekerja secara profesional demi mencapai produktivitas dan efisiensi kerja yang optimal.[4]
       Dalam konteks belajar etika bisnis islam (EBI), dapat disimpulkan bahwa itu dapat membekali pihak pembaca atau mahasiswa pengetahuan dan pandangan (an outlook) bahwa ia merupakan hal yang vital dalam perjalanan sebuah aktivitas bisnis profesional. Sebagai mana diungkapkan oleh Dr. Syahata, bahwa etika bisnis islam punya fungsi subtansial membekali para perilaku bisnis beberapa hal, yaitu :
  1. Mebangun kode etik islami yang mengatur, mengembangkan, dan menancapkan metode berbisnis dalam kerangka ajaran beragama. Kode etik ini juga menjadi simbol arahan agar melindungi pelaku bisnis dari resiko.
  2. Kode ini dapat menjadi dasar hukum dalam menetapkan tanggung jawab pelaku bisnis, terutama bagi diri mereka sendiri, antara komunitas bisnis, masyarakat, dan diatas segalanya adalah tanggung jawab dihadapan Allah.
  3. Kode etik ini dipersepsi sebagai dokumen hukum yang dapat menyelesaikan persoalan yang muncul, dari pada harus diserahkan kepada pihak peradilan.
  4. Kode etik dapat memberi konstribusi dalam penyelesaian banyak persoalan yang terjadi antara sesama pelaku bisnis, antar pelaku bisnis dan masyarakat tempat mereka bekerja. Sebuah hal yang dapat membangun persaudaraan dan kerjasama antara mereka semua
  5. Kode etik dapat membantu mengembangkan kurilkulum pendidikan, pelatihan, dan seminar yang diperuntukan bagi pelaku bisnis yang menggabungkan nilai–nilai, moral, dan perilaku baik dengan prinsip-prinsip bisnis kontemporer.
  6. Kode etik ini dapat merepresentasikan bentuk aturan islam yang konkret dan bersifat kultural sehingga dapat mendeskripsikan universalitas dan orisinalitasn ajaran islam yang dapat diterapkan di zaman dan tempat, tanpa harus bertentangan dengan nilai-nilai ilahi.[5]
BAB III
PENUTUP
 A. KESIMPULAN
        Masalah moral atau etika menjadi bagian tak terpisahkan dalam dunia bisnis. Bukan hanya sekedar alat untuk menilai pantas atau tidak pantas, benar atau salah, buruk atau baik, etika bisnis juga menjadi perekat dalam setiap transaksi bisnis, menjadi aturan yang menjamin keterlaksanaan transaksi yang adil dan saling menguntungkan pihak-pihak yang terlibat.
          Maka dari itu etika dalam aktivitas bisnis sangat diperlukan dan sangat penting dalam aktivitas bisnis, yaitu supaya:
  1. Mampu meningkatkan motivasi pekerja.
  2. Melindungi prinsip kebebasan berniaga.
  3. Mampu meningkatkan keunggulan bersaing.
  4. Mampu menciptakan suasana psikologis lingkungan kerja yang sehat
  5. Mempertahankan kepercayaan komsumen.
  6. Menerapkan dasar apa yang baik atau buruk dalam menghasilkan produk atau jasa yang baik dan berharga.
  7. Mampu mengurangi biaya akibat dicegahnya kemungkinan terjadinya friksi, baik intern perusahaan maupun dengan eksternal.
  8. Mendapatkan keuntungan dalam berbisnis.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa standar etika yang baik adalah bisnis yang baik.

DAFTAR PUSTAKA

Amin, Riawan. 2010. Menggagas Manajemen Syariah. Jakarta: Salemba Empat.
Badroen, Faisal. 2006. Etika Bisnis Dalam Islam. Jakarta: Prenadamedia Group.
Fakhry, Majid. 1996. Etika dalam Islam. Jakarta: Pustaka Pelajar.
------------------------------------------------------------------------
[1] A. Riawan Amin. Menggagas Manajemen Syariah ( Jakarta: salemba Empat, 2010). Hlm. 12.
[2] Ibid. hlm 13.
[3] Drs. Faisal Badroen, Etika Bisnis Dalam Islam, (Jakarta: Prenadamedia Group,  2006), hlm. 23.
[4] Op. Cit., Shahata, hlm. 10-11
[5] Majid Fakhry, Etika dalam Islam, (Jakarta: Pustaka Pelajar, 1996), hlm. 1

1 komentar:

  1. sebab majunya bisnis tidak hanya disokong oleh kualitas produk tapi juga turut dibantu dari etika pelaku usaha tersebut.

    BalasHapus